Jumat, 23 Desember 2011

PKS Gencarkan Peningkatan Kapasitas Perempuan

JAKARTA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar sejumlah kegiatan bersifat nasional terkait momentum peringatan Hari Ibu dengan didasari semangat meningkatkan kualitas perempuan/ibu dan keluarga Indonesia.

Ketua DPP PKS Bidang Perempuan Anis Byarwati mengatakan, rangkaian kegiatan bertema “Cinta untuk Ibu Indonesia” ini antara lain terdiri atas Family Expo yang digelar serentak di 33 provinsi pada 22–30 Desember 2011. “Dalam kegiatanFamily Expo ini dipamerkan aneka produk Pos WK (Wanita Keadilan) yang memiliki daya ungkit secara ekonomi, bazar produk muslimah, pemberian penghargaan kepada sejumlah tokoh perempuan Indonesia,dan sarasehan. Masyarakat juga akan mengenal lebih jauh tentang RKI (Rumah keluarga Indonesia),” jelas Anis di Jakarta kemarin.

Family Expotingkat nasional akan dipusatkan di Kota Tua Jakarta Barat, DKI Jakarta,pada Sabtu (24/12) dengan dimeriahkan artis seperti Opick dan Fadli, vokalis grup band Padi.Rencananya, acara akan dihadiri Pembina RKI Nasional Luthfi Hasan Ishaq dan Pembina RKI DKI Jakarta Triwisaksana. Menurut Anis, perempuan PKS selama lebih dari 10 tahun telah bergerak di akar rumput melakukan upaya peningkatan kapasitas perempuan di bidang ekonomi, pendidikan, agama, dan kesehatan melalui Pos WK.Lebih dari 5.800 titik Pos WK saat ini telah didirikan di 33 provinsi.

Sejak awal 2011, Pos WK mengerucutkan perannya pada dua bidang utama, yaitu pendidikan dan pemberdayaan ekonomi (PPE). Kegiatan Pos WK PPE antara lain pengembangan taman bacaan, pelatihan baca tulis Alquran dan Latin, pelatihan keterampilan yang layak jual,dan bantuan pemasaran produk.Sementara itu,Triwisaksana menyatakan, gelaran acara di Kota Tuahanyalahsebagiankecildari aktivitas PKS untuk memberikan yang terbaik bagi kaum ibu. “PKS selalu berusaha menghadirkan Jakarta yang lebih nyaman untuk ditinggali masyarakatnya, terutama kaum perempuan, karena mereka adalah sekolah utama untuk anak-anak,” ujar pria yang akrab disapa dengan panggilan Bang Sani ini.

Di tempat terpisah,Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli mengaku prihatin hingga kini partisipasi perempuan dalam politik praktis, khususnya di legislatif, relatif masih minim.Menurut dia, hal ini antara lain akibat lemahnya sistem kaderisasi di partai politik. “Sistem kaderisasi di parpol yang membuat keterwakilan perempuan 30% di parlemen tidak tercapai. Kaderisasi kepemimpinan di parpol kurang berjalan. Ini permasalahan yang dihadapi perempuan dalam ranah politik,” katanya pada peringatan Hari Ibu Ke- 83 di Jakarta kemarin.

Persoalan lain yang membuat keterlibatan perempuan dalam politik masih minim,kata dia,adalah belum adanya kepercayaan diri dan keberanian yang tinggi dari perempuan untuk tampil di pentas politik. Meski begitu, politikus Partai Demokrat itu mengakui bahwa peranan perempuan dalam perpolitikan nasional terus mengalami peningkatan signifikan. Sejak era Orde Baru hingga sekarang jumlah kursi perempuan di parlemen terus meningkat. Pada akhir Orde Baru perempuan hanya memperoleh 12% dari 499 kursi di parlemen, Pemilu 1999 hanya 9% dari 500 kursi yang tersedia, Pemilu 2004 meningkat menjadi 19% dari 550 kursi, dan pada 2009 kursi perempuan menjadi 18 % dari 560 kursi.

Sementara itu,Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Nita Yudi mengatakan, perempuan bisa menjadi pejuang di berbagai aspek kehidupan. Di era sekarang ini perempuan sebagai ibu juga ikut berkontribusi dalam memperjuangkan bangsa ini. Bahkan, perempuan juga ikut berkontribusi dalam pengembangan dunia usaha dan ekonomi menengah sehingga bisa menopang kesejahteraan ekonomi keluarga.

“Perempuan hari ini ikut melahirkan generasi yang berkualitas untuk masa depan bangsa,”kata Nita. Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dewi Motik menuturkan, kesetaraan gender menjadi cikal bakal bahwa tidak perlu ada lagi perbedaan antara laki-laki dan perempuan.“ Pada kenyataannya budaya kita tidak pernah membeda-bedakan laki-laki dengan perempuan.

Pembedaan antara lakilaki dengan perempuan akibat terpengaruh budaya Barat, budaya Arab, serta pengaruh penjajahan selama 300 tahun lebih. Jadi, kita harus saling menghormati untuk kepentingan bangsa Indonesia,”tuturnya.
http://pk-sejahtera.org/content/pks-gencarkan-peningkatan-kapasitas-perempuan

0 komentar:

Posting Komentar

 

KABAR DPC

KIPRAH KEWANITAAN

KOLOM